Search

Sabtu, 12 Mei 2012

Naskah drama Bawang Merah Dan Bawang Putih


Ibu B. Merah  
:
Assalamu’alaikum, apakah ada orang di dalam?

Bawang Merah
:
Permisi, kami adalah sepasang keluarga yg terlantar, yang ingin mencari tempat tinggal

Bawang putih   
:
Wa'alaikumsalam, ada  apa ya?

Ibu b. merah   
:
bolehkah kami menumpang di rumahmu, karena tempat tinggal asal kami terkena penggusuran kota, jadi kami merantau ke sini

Ibu b. putih
:
rupanya ada tamu yang datang…

Bawang putih
:
ya Bu, mereka dari desa seberang yang terkena penggusuran kota dan ingin menumpang di rumah kita

Ibu b. putih     
:
oh kalau begitu silakan masuk, kalian boleh kok tinggal di rumah kami..

Ibu bawang putih mempersilahkan bawang merah dan ibu nya untuk masuk kedalam rumahnya dan diperlakukan selayaknya keluarga sendiri, seperti berbincang bincang, dan makan bersama. Pada suatu malam mereka makan malam bersama, tetapi sebelum itu ibu b. putih sedang menyiapkan makanan, tapi datang ibu b. merah bermaksud membantu tapi mempunyai niat yang  jahat.

Ibu b. merah   
:
mari saya bantu menyiapkan hidangan nya

Ibu b. putih     
:
Silakan – silahkan , biasanya bawang putih yg membantu saya menyiapkan makanan nya, tapi dia sedang pergi ke warung

Ibu b. merah
:
dia memang anak yg rajin ya. Biar saya saja yang menggantikan tugas bawang putih menyiapkan minuman.

Ibu b. putih     
:
Terima kasih ya (sambil tersenyum J, dan meninggalkan sendiri ibu b. merah yang sedang menyiapkan minuman)

Ibu b merah    
:
Saat nya kesempatan bagi ku untuk menaruh racun di air minum ini, akan ku berikan kepada ibu bawang putih, dia akan meninggal dan aku akan menjadi istri dari suaminya sehingga mendapatkan harta seluruh rumah ini, hahahaha

Tidak lama kemudian ibu bawang merah membawa minuman yang sudah di buatnya dan menghidangkannya di atas meja makan, karena sudah sering makan malam bersama, ibu bawang merah hafal dengan bangku yang sering di tempati ibunya bawang putih.

Bawang putih             
:
semua makanan nya sudah siap (memberitahu yang lain), Makanan yang ku beli juga sudah ku persiapkan

Ayah b. putih  
:
Mari kita makan malam bersama

Ibu b.merah    
:
tunggu sebentar, minuman nya akan ku hidangkan

Ayah,
ibu b. putih,bawang putih dan bawang merah

:

ya silahkan ….(serentak)


Di saat makan malam ibu b. putih minum minuman yang sudah diracuni, tapi efek nya belum bereaksi, tapi pagi2 saat sedang membersihkan rumah tiba2 perut ibu b.putih sangat sakit, ia sampai berteriak minta tolong, satu keluarga pun mendengar rintihan sakit ibu b.putih

Ibu b. putih
:
sakitttttt, tolong perut saya ssakit sekali (sambil duduk)

Ayah b.putih   
:
ya allah, ada apa bu?

Ibu b. putih     
:
perut saya sakit sekali pah,(sambil kesakitan)

Ayah b.putih
:
sebentar saya ambilkan minum dulu Bu, (diminumlah air tersebut)

Ibu b. putih
:
Masih saja sakit banget, (sambil memegangi perut nya)

Ayah b.putih
:
Mungkin bu kecapean jadi sampai seperti ini, ayo kerumah sakit untuk periksa keadaan Ibu.

Bawang putih, bawang merah dan ibunya juga ikut ke rumah sakit untuk memeriksa keadaan ibu b.putih, namun sangat menyedihkan di rumah sakit ibu b.putih pun meninggal dunia, ayah b.putih dan bawang putih pun sangat sedih seakan tidak rela melepas kepergian anggota keluarganya, ibu b.merah dan bawang merah pun turut sedih tetapi itu hanya tangisan buaya padahal di dalam hati nya mereka berdua sangat senang. Dimulai lah kehidupan yang kelam bagi bawang putih, yang diperlakukan layaknya pembantu oleh ibu tiri dan saudara tiri nya bawang merah.

Bawang Merah
:
Putih… Putih…!! kesini kamu. Kamu… harus membersihkan ruang tamu ini sampai bersih, jangan sampai ada debu-debu yang masih menempel. (sambil berkacak pinggang). Ingat ya! (menjitak kepala Bawang Putih) kalau sampai aku datang ruangan ini tidak bersih tahu sendiri nanti akibatnya! (mencebir dan membuang muka).


Bawang Putih
:
Baik, Bawang Merah! (merunduk dan pergi mangambil sapu).

Ibu B. Putih
:
Lho, kok sepi. Bawang Putih kemana ya, kok nggak kelihatan! (sambil melihat kanan kiri) Putih… Putih… Putih…! kemana ya anak itu dipanggil-panggil gak nyaut!

Bapak B. Putih
:
Ada apa sih bu…! (dengan perasaan tanda tanya).

Ibu B. Merah
:

Eh…! Bapak, lho kapan Bapak yang datang kok Ibu nggak dengar Bapak ngetok-ngetok pintu. (sambil memegang tangannya).


Bapak B. Putih

:

E… tadi bu, memang Bapak sengaja nggak ngetok-ngetok pintu, soalnya bapak dengar Ibu berteriak-teriak memanggil-manggil Bawang Putih, Emangnya si Bawang Putih kemana bu? Dan kenapa dia? (dengan penuh keheranan).

Ibu B. Merah
:
Oh tidak ada apa-apa pak (sambil mengelus-ngelus tangan suami) Ibu takut Bawang Putih kenapa-napa, eh tak tahunya lagi istirahat dikamarnya, pak. (sambil merebah kepundaknya).

Bapak & B. Putih       
:
Terima kasih ya bu, Bapak bangga sekali punya istri sebaik Ibu, dan saya sayang sekali sama Ibu juga anak kita berdua (mengelus rambut istri) kalau begitu Bapak berangkat berdagang lagi ya bu, paling disana saya 1 minggu. Ibu jaga diri baik-baik ya dan juga anak kita baik-baik, oh ya ini ada sedikit uang buat belanja (sambil menyodorkan uang). Baiklah bu Bapak berangkat dulu ya. (mengulurkan tangannya).

Ibu B. Merah  
:
Iya pak (sambil mencium tangan Bapak) hati-hati dijalan, da…! Hem… dasar suami bodoh, kamu kira saya betul-betul mencintai kamu apa! Tidak ya, saya hanya mencintai uang dan rumah kamu ini… ha… ha… ha… (sambil menepuk-nepuk uang).
Putih… putih…putih… kesini kamu! (berkacak pinggang).

Bawang Putih
:
Ya… ya… bu, ada apa bu?

Ibu B. Merah  
:
Kemana aja sih kamu ha… kamana aja? (sambil menarik dan mendorong Putih) dipanggil-panggil dari tadi nggak ada jawaban, kamu tuli ya… (sambil membuang muka).

Bawang Putih
:
Ba baik bu…! (dengan nada ketakutan).

Ibu B. Merah
:

Ya bagus, (sambil mengangguk-ngangguk kepala) sekarang kamu cuci baju itu sampai bersih mengerti? Ingat Bawang Putih, sebelum Ibu datang cucian ini dan lantai ini sudah harus bersih! Dengar….! (nada keras membentak) setelah itu maka berangkatlah Bawang Putih ke sungai untuk mencuci baju.

Bawang Putih
:
(sambil menangis Bawang Putih Berkata) Ya Allah, ampunilah dosa-dosa Ibu tiriku, berikanlah kekuatan dalam menghadapi cobaan ini. Ya Allah bukakanlah pintu hati Ibu tiriku dan saudara tiriku agar dia mau menyayangiku.


Di sungai bawang putih tidak sendirian, tetapi ia ditemani oleh dua orang sahabatnya yang setia menemani bawang putih, sambil mencuci mereka pun berbincang-bincang.

Teman b. putih 1
:
Bawang putih kamu kenapa? Wajah kamu terlihat sedih….

Teman b. putih 2
:
Benar wajah kamu memancarkan aura kesedihan, ada apa denganmu?

Bawang putih
:
Ya teman2, aku dimarahi oleh ibu tiri ku lagi, dia semakin hari menganggap ku sebagai budak bukan anak nya, dan dia sangat membedakan sifat ku dengan bawang merah

Teman b. putih 1
:
Maksudnya membedakan?

Bawang putih
:
Ya seperti ini, aku di suruh2 setiap hari nya, bawang merah santai dan manja setiap hari nya, dan banyak hal yang lain

Teman b. putih 2
:
Sabar ya bawang putih, ini cobaan untukmu, banyak berdo’a supaya kondisi keluarga kamu kembali seperti semula

Teman b. putih 1
:
Benar, jangan menyerah akibat semua ini ya bawang putih, yang baik tetaplah baik kok hasilnya

Bawang putih
:
Makasih ya teman-teman, kalian sudah memotivasi aku dan menemani ku di setiap kondisi apapun

Teman b. putih 1 & 2
:
Ya sama – sama (serentak)

Karena asik mengobrol dengan teman – temannya, bawang putih melakukan hal yang ceroboh, yaitu melupakan pakaian nya yang akan di cuci, karena arus sungai yang lumayan deras, slendang ibu tiri nya pun tersapu oleh aliran sungai

Teman b. putih 2
:

Hey apa itu yang hanyut?

Teman b. putih 1
:
Seperti slendang kalo ku lihat

Bawang putih
:
Oh celaka (terkejut), itu slendang ibu tiri ku, aku bisa di marahi kalau slendang itu hilang,.

bawang putih langsung mengejar slendang itu, teman2 nya pun mengikutinya, tapi tidak dapat mengejar bawang putih yang sudah mengejar cukup jauh. Bawang putih pun bingung mau mencarinya kemana lagi, sudah bertanya kepada penduduk sekitar tepi sungai tapi tidak ada yang melihat slendang itu, karena slendang ibu tiri nya sudah lenyap dari pandangannya, saat bawang sedang mencari di selah2 batu kali tiba2 terdengar suara bisikan.

Ikan mas ajaib
:
Hey gadis desa,sedang apa kau di sini?

Bawang putih
:
Siapa itu? Siapa yang berbicara? (penasaran)

Ikan mas ajaib
:
Ini aku ikan mas yang dapat berbicara (sambil menampakan wujud nya)

Bawang putih
:
Wah sebuah ikan dapat berbicara, pasti kau ikan ajaib ya?

Ikan mas ajaib
:
Ya benar sekali, ku berasalah dari kahyangan, sedang apa kau di sini?

Bawang putih
:
Aku sedang mencari slendang ibu tiri ku yang hilang, bila ku tidak menemukannya pasti ku di marahi (dengan raut wajah sedih)

Ikan mas ajaib
:
Kasian sekali kau gadis desa, mari ku bantu mencarinya, ikuti saja aku.

Bawang putih
:
Iya ikan, terima kasih


:
Bawang putih pun mengikuti ikan ajaib itu, tidak lama kemudian bawang putih sampai ke tempat yang belum pernah ia datangi, tempat yang misterius tapi sangat mewah, ternyata itu adalah kahyangan tempat tinggal para peri – peri.

Bawang putih
:
Wah tempat apa ini? (terkejut) mewah sekali, belum pernah ku melihat tempat tinggal seperti ini, wahai ikan mas tempat apakah ini?

Saat bawang merah bertanya kepada ikan mas ajaib, ikan mas ajaib pun tiba2 menghilang dan meninggalkan bawang putih sendirian, tapi tidak lama kemudian bawang putih di hampiri seorang perempuan.

Peri kahyangan 1
:
Hey ada seorang gadis di sini, kau berasal dari mana? Aku salah satu peri di kahyangan ini

Bawang putih
:
Aku berasal dari desa seberang sungai, tadi ku sedang mencari slendang ibu tiri ku yang hanyut terbawa air sungai dan ku bertemu seekor ikan mas yang dapat berbicara, ku disuruh mengikuti nya sehingga ku di bawa ke sini

Peri kahyangan 1
:
Kasian sekali kau, tapi kau datang ke tempat yang tepat, apakah ini slendang yang kau cari2 itu? (sambil menyodorkan slendang ke bawang putih) 



Bawang putih


:


Ya benar sekali ini slendang yang ku cari2, bolehkah aku memintanya kembali peri?

Peri kahyangan 1
:
Boleh saja, tapi tidak aku berikan begitu saja, aku punya syarat untukmu yaitu kamu harus merajut kain sebanyak mungkin di kahyangan ini selama 12 jam tanpa tidur, apa kau sanggup gadis desa?

Bawang putih
:
Baik peri aku sanggup melakukannya (langsung menjawab tanpa berpikiran panjang)

Di selah pembicaraan, ada dua orang peri lg menghampiri bawang putih.

Peri kahyangan 2
:
Kami berdua sudah mendengar pembicaraan kalian, keliatannya kamu gadis yang rajin dan sering bekerja keras ya,

Bawang putih
:
Ah gak juga, aku terbiasa karena ibu tiri ku memperlakukan aku layaknya pembantu (dengan nada merendah)

Peri kahyangan 3
:
Kasian ya kamu, oh ya langsung saja kita ke dalam untuk menyelesaikan syarat mu gadis desa

Mereka pun langsung masuk ke dalam kahyangan, di sana terlihat kehidupan para peri, dan hanya bawang merah manusia di tempat itu satu2 nya, lalu bawang merah pun di bawa ke tempat khusus untuk merajut kain kahyangan

Bawang Putih
:
Bagus ya ruangan nya (berdecak kagum)

Peri kahyangan 2
:
Ya di sini lah tempat untuk kamu merajut kain – kain kami

Peri kahyangan 3
:
Selama 12 jam kamu d ruangan ini, ingat ya kamu harus selesaikan merajut kain, tapi tanpa tidur

Bawang putih
:
Ya peri aku akan lakukan syarat itu

Peri kahyangan 1
:
Oke kalau begitu, selamat merajut ya

Peri kahyangan 1,2,3
:
Kami pergi dulu ya…

Bawang putih langsung melakukan tugas nya dengan tlaten, ia memang rajin dan tidak pernah membantah, dia pun terus merajut selama 12 jam tanpa tidur, sampai pada akhirnya bawang putih pun sanggup untuk meyelesaikan syarat yang diberikan oleh para peri, dan para peri pun menghampiri bawang putih

Peri kahyangan 3
:
Sudah selesai ya gadis desa kamu merajut nya?

Bawang putih
:
Ya peri, maaf bila tak rapih hasil rajutan ku

Peri kahyangan 2

:
Ya tidak apa2 kok, oh ya ngomong2 kami belum tau nama kamu, siapa nama mu gadis desa?

Bawang putih
:
Namu ku bawang putih

Peri kahyangan 1
:
Nama yang cukup bagus untukmu

Bawang putih
:
Terima kasih peri atas pujian nya

Peri kahyangan 3
:
Ya sama2, oh ya karena kamu sudah menyelesaikan syarat dari kami, ini slendang ibu tiri mu kami kembalikan

Peri kahyangan 2
:
Satu lagi, karena kamu sudah menyelesaikannya dengan baik, jadi kami beri hadiah berupa labu, tapi kami harus memilih salah satu dari kedua labu ini yang ukuran nya berbeda

Bawang putih
:
Benarkah peri? Baiklah aku memilih labu yang kecil saja karena usaha yang kulakukan untuk menyelesaikan syarat dari peri belum maksimal dan jauh dari kesempurnaan

Peri kahyangan 1
:
Baiklah labu yang kecil ini untukmu bawang putih, silakan bawa pulang bersama slendang ibu tiri mu, dan ingat ya jaga labu ini dengan sebaik baik2nya, (memberikan labu itu kepada bawang putih)

Bawang putih
:
Ya terima kasih banyak peri, izinkan aku untuk pulang ke rumah karena ibu tiri ku pasti sudah mencari ku

Peri kahyangan 1,2,3
:
Ya sampai jumpa bawang putih

Peri kahyangan 1
:
Memang dia gadis yang sangat baik ya…

Peri kahyangan 2 & 3
:
Ya benar sekali



Bawang putih pun pulang dan cepat2 meninggalkan kahyangan karena sepulang ke rumah ia pasti di marahi oleh ibu tiri nya karena pulang telat, benar sekali bawang putih baru saja sampai rumah sudah di marahi oleh ibu tirinya.

Ibu b. merah
:
Dari mana saja kamu bawang putih!!! Jam segini baru pulang (dengan nada membentak)

Bawang merah
:
Main sama temen2nya mungkin jadi lupa waktu pulang? (nyeletuk)

Ibu b. merah
:
Oohhhh jadi seperti itu kamu rupanya, apa sudah gak betah hidup di rumah ini?

Bawang putih
:
Tolong bu dengar penjelasan aku dulu, tidak benar apa yang dikatakan oleh bawang merah, tadi aku tidak sengaja menghanyutkan slendang ibu di sungai, ketika ku kejar slendang ibu yang hanyut saya bertemu dengan ikan ajaib yang membawa aku ke sebuah tempat yaitu kahyangan dan aku diberikan labu ini

Ibu b. merah
:
Aaahhhh jangan banyak ngarang kamu bawang putih!!! Mana ada yang seperti itu dan labu apa ini? (merampas labu dari bawang putih)

Bawang putih
:
Ibu ku mohon jangan ambil labunya, labu itu pemberian dari putri dan ku di amanatkan untuk menjaganya baik2

Ibu b. merah
:
Hahahaha masih percaya kamu dengan hal – hal yang seperti itu, kalau begitu ibu akan banting labu ini, apakah ibu akan terkena karma nya (di banting lah labu itu ke tanah)

Setelah dibanting labu itu pun pecah, dan ternyata dalamnua labu itu adalah perhiasaan, mutiara, dan emas

Bawang putih, ibu. Bawang merah & bawang merah

:
Hhhaaaaa? ( sangat kaget dan terkejut melihat isi labu itu)

Bawang putih
:
Labu ini dan isinya di amanatkan oleh para peri kahyangan untuk ku jaga (sambil mengambil dan membersihkan labu serta isinya)

Ibu bawang merah & bawang merah
:
Wow luar biasa, semuanya mengkilap (masih dengan rasa kaget dan terkejut)

Setelah peristiwa tersebut, bawang putih menyimpan labu itu dengan baik di kamarnya, selang bawang putih pergi ke kamarnya, bawang merah dan ibunya akan membicarakan suatu rencana




Ibu b. merah



:



Anak ku, bagaimana kalau kamu besok mengikuti aktivitas bawang putih tadi supaya kita kaya

Bawang merah
:
Ya baik bu, besok akan ku lakukan supaya kita menjadi orang kaya, hahaha (sambil tertawa bahagia)

Ibu b. merah
:
Nah pinter, tu baru anak ibu (tersenyum dengan yakin)

Hari sudah larut malam, mereka pun segera tidur untuk menyambut hari esok. Pagi nya bawang merah pun segera melakukan apa yang diperintah kan ibu nya kemarin malam. Ia pergi ke sungai dengan membawa sehelai slendang ibunya, sebelum bawang putih mencuci di sungai itu

Bawang merah
:
Ini dia sungai nya, yang biasa dipergunakan bawang putih untuk mencuci, langsung aja aku hanyutkan slendang ini ke sungai

Bawang merah pun mengikuti kemana slendang itu hanyut, tetapi membutuhkan waktu yang sangat lama sehingga bawang merah hampir putus asa tapi karena dipikirannya hanya harta jadi ia tetap mengikuti slendang yang hanyut itu, dan pada akhirnya ia sampai ke kahyangan

Bawang merah
:
Oh jadi ini kahyangan nya seperti apa yang kata bawang putih, tapi di mana peri – peri nya? (sambil bingung)

Peri kahyangan 1
:
Hay gadis, kau berasal dari mana? Mau apa kau kemari? (sambil menghampiri bawang merah bersama kedua peri)

Bawang merah
:
Aku bawang merah, aku berasal dari desa dekat sungai, aku mencari slendang ibu ku yang hanyut, aku harus menemukannya kalau tidak aku bisa di marahi oleh ibu ku (seakan akan sedih, tapi itu semua hanya acting belaka)

Peri kahyangan 1
:
Apakah yang kau maksud slendang ini? (sambil menjulurkan ke bawang merah)

Bawang merah
:
Ya benar peri, aku akan melakukan apa saja asal slendang ibu ku kembali

Peri kahyangan 2
:
Oh ada tamu rupanya,mari silakan masuk ke dalam (sudah tau maksud dan tujuan dari bawang merah, terlihat dari kata per kata dia berbicara)

Peri kahyangan 3

:
Di sini kamu harus merajut kain – kain kahyangan, tapi ingat tanpa tidur dan selama 12 jam lamanya, apa kau sanggup bawang merah?

Bawang merah
:
Ya peri, ku sangat sanggup (bersemangat karena akan mendapatkan harta)

Peri kahyangan 1
:
Oke baiklah, kami tunggu hasil merajutnya ya bawang merah

Bawang merah
:
Ya peri (langsung masuk ke dalam ruangan untuk merajut kain)

Tetapi lama kelamaan bawang merah tertidur karena bosan dan lelah, pada saat bawang merah tertidur para peri pun melihatnya, mereka pun semakin tau maksud kedatangan bawang merah ke kahyangan. Waktu yang diberikan peri pun habis, bawang merah sudah bangun tapi hanya sedikit menyelesaikan rajutannya

Bawang merah
:
Aku sudah menyelesaikan tugas ku peri, apa ku boleh meminta slendang ibu ku dan hadiah ku? Eehh maksudku bukan hadiah tapi slendang (keceplosan)

Peri kahyangan 2
:
Baiklah, karena kamu sudah menyelesaikan tugas dari kami, maka ambillah slendang ini

Peri kahyangan 3
:
Dan kamu juga akan dapat imbalan dari kami berupa labu, tapi kamu harus memilih salah satunya, labu yang satu berukuran kecil dan labu yang satu lagi berukuran besar

Bawang merah
:
Bawang putih saja mengambil labu yang kecil isinya sudah banyak perhiasaannya, baiklah aku ambil yang besar saja pasti jauh lebih banyak perhiasaan nya (terucap di dalam benak nya dan sambil tersenyum). Ya peri ku ambil labu yang besar, terima kasih peri…

Tanpa basa basi lagi bawang merah membawa pulang slendang dan labunya yang akan diberikan oleh ibunya, sesampainya dirumah mereka pun terlihat riang dan gembira

Bawang merah
:
Ibu…ibu…, ku sudah dapat labunya, ku ambil labu yang lebih besar (menghampiri ibunya)

Ibu b. merah
:
Mana sini nak, ayo labunya kita buka, pasti isi perhiasaan nya lebih banyak dari pada labunya bawang putih

Bawang merah
:
Ya benar sekali bu, kita akan jadi orang kaya…

Ibu b. putih
:
Ibu sudah tidak sabar lagi nak, ibu akan banting labu ini (dengan wajah sudah tidak sabar melihat isi labu)



Dibantinglah labu itu ke tanah, namun apa daya isi labu itu bukanlah perhiasaan, emas atau mutiara, melainkan isi labu itu adalah binatang2 melata, seperti ular dan kelabang

Ibu b. merah
:
Wwaahhhh ular (dengan rasa takut dan langsung lari bersama bawang merah menjauh dari labu itu)

Bawang merah
:
Kenapa isi labunya bukan perhiasan atau mutiara? (heran), Ternyata peri itu menipuku bu, mereka memang tidak adil (kesal)

Ibu b. merah

:
Yah nak, kita tidak jadi orang kaya (bersedih), tapi benar apa katamu nak, peri itu tidak adil buktinya dia memberikan perhiasaan dan emas kepada bawang putih (kesel juga)

Bawang merah
:
Sepulang bawang putih dari sungai, ibu tanyakan saja bagaimana cara ia mendapatkan perhiasan – perhiasan itu

Tidak lama kemudian bawang putih pulang, tapi saat dia membuka pintu ibu dan saudara tiri nya sudah menunggu

Bawang putih
:
Ibu, bawang merah, ada apa? Wah kenapa ada ular di sini? (kaget dan bingung)

Ibu b. merah
:
Sudah jangan banyak bicara kamu, bagaimana cara kamu mendapatkan perhiasan dan emas itu?

Bawang putih
:
Saya di kasih begitu saja oleh peri bu, dan tidak melakukan apa2 lagi

Bawang merah
:
Jangan bohong kau bawang putih!!!

Ibu b. merah
:
Sudah…. Sudah! Bawang putih sekarang kamu cepat bersihkan bekas labu itu dan binatang2nya

Bawang putih
:
Ya ibu (walau takut tapi bawang putih tetap melakukan apa yg di suruh oleh ibu tiri nya)

Saat bawang putih sedang membersihkan labunya, bawang merah dan ibunya segera meninggalkan bawang putih sendiri, ternyata ibu bawang merah mempunyai rencana jahat kepada bawang putih, mereka sedang membicarakannya di ruang tamu

Ibu b. merah
:
Ibu punya suatu rencana anak ku

Bawang merah
:
Rencana apa Bu?

Ibu b. merah
:
Jadi gini rencananya, kamu besok ikuti bawang putih ke sungai tapi jangan sampai ketahuan, dan kamu lihat aktivitas dia di sana, sedangkan ibu akan ke kamar nya bawang putih untuk mengambil perhiasaa dan mutiaranya

Bawang merah
:
Oke baik bu, akan ku lakukan

Ibu b. merah
:
Anak yang pinter (sambil tersenyum), ya udah ya nak ibu mau ke rumah tetangga ya

Bawang merah
:
Hehehe, ya bu, aku juga mau main..

Keesokan harinya, saat bawang putih akan mencuci baju di sungai, bawang merah mengikuti dari belakang, dia mengendap – endap supaya tidak ketahuan oleh bawang putih, sesampainya di sungai bawang putih pun seperti biasa berbincang – bincang dengan teman nya

Teman b. putih 1
:
Hey bawang putih tumben kamu membawa baju sedikit untuk dicuci? (sambil mencuci baju)

Bawang putih
:
Ya teman, ibu ku juga tumben sekali tidak menyuruh yang aneh – aneh pagi ini

Teman b. putih 2
:
Mungkin saja ibu mu sudah jenuh dan bosen memarahi kamu terus (sambil mencuci baju)

Bawang putih
:
Hehehehe semoga saja seperti itu (sambil tersenyum)

Di selah – selah pembicaraan, bawang merah sedang mengintip di balik – balik batu sungai, dia terus mengintai pergerakan kemana pun bawang putih pergi

Bawang putih
:
Teman – teman aku duluan ya mencuci nya, karena ku mau pergi ke desa sebelah mau mengunjungi rumah tetangga ku

Teman b. putih 1&2
:
Ya bawang putih (serentak)

Di tengah perjalanan, bawang putih bertemu dengan ikan mas ajaib, tetapi tetap diikuti oleh bawang merah

Ikan mas ajaib
:
Hey bawang putih, bagaimana kabarmu?

Bawang putih
:
Aku baik ikan, sudah lama kita tidak berjumpa ya



Ikan mas ajaib


:


Ya benar, bawang putih ku punya firasat tentang saudara dan ibu tiri mu, firasat ku mengatakan bahwa ibu tiri dan saudara mu berusaha mencuri perhiasan dan mutiara yang kamu miliki, ku harap kamu menyimpan nya di tempat yang paling aman dan tidak diketahui oleh mereka

Bawang putih
:
Ya ikan, terima kasih banyak ya atas peringatannya, ku akan lebih waspada lagi, baiklah ku akan melanjutkan perjalananku lagi ya ikan

Ikan mas ajaib
:
Ya sama – sama bawang putih, silakan…

Bawang merah sudah mengetahui semua rahasia bawang putih, bawang merah pu segera pulang dan memberitahukannya kepada ibunya tentang apa yang dilihatnya tadi

Bawang merah
:
Ibu … ibu ku sudah tau semua nya, tadi ku melihat nya sendiri

Ibu b. merah
:
Baguslah, tolong ceritakan kepada ibu nak apa yang kau lihat tadi

Bawang merah
:
Jadi tadi bawang putih berbicara dengan ikan mas ajaib di sugai itu, dia sepertinya kalau ingin meminta pertolongan, dia minta ke ikan itu bu, karena ikan itu ajaib

Ibu b. merah
:
Oh jadi seperti itu rupanya, bagaimana kalau kita ambil ikan itu?


Bawang merah
:

Boleh bu, tapi sepertinya ikan itu hanya mau bertemu dengan bawang putih

Ibu b. merah
:
Oh kalau begitu, kamu menyamar saja sebagai bawang putih, nanti biar ibu yang mengambilkan bajunya dia untukmu

Bawang merah
:
Oh bagus bu, itu rencana yang cemerlang, ibu ku memang hebat ya membuat rencana, hehehehehe

Ibu b. merah
:
Hahahahahahah kamu bisa aja anaku, ya sudah ibu akan carikan baju bawang putih di kamarnya untuk kamu kenakan besok

Bawang merah
:
Ya bu ku terima kasih….

Keesokan harinya, bawang merah segera melaksanakan rencana ibunya, dia mengenakan baju bawang putih yang sudah disiapkan oleh ibu nya, sedangkan bawang putih disuruh ibu tiri nya untuk berbelanja ke pasar, sesampainya bawang merah di sungai, dia langsung memanggil – manggil ikan mas ajaib.         

Bawang merah
:
Ikan …… ikan …… ikan di mana kamu?

Ikan mas ajaib

:
:
Ya bawang putih aku di sini, ada apa bawang putih?

Bawang merah
:
Aku butuh bantuan mu ikan (pura – pura sedih)

Ikan mas ajaib
:
Bilang saja padaku bawang putih

Bawang merah
:
Ya aku butuh daging mu ikan (sambil menangkap ikan mas ajaib itu dengan jaring), hahahahaha akhirnya ku dapatkan kamu ikan ajaib (membawa nya pulang untuk diserahkan kepada ibunya)

Bawang merah
:
Ibu, ku sudah dapat ikan nya, liat ini bu

Ibu b. merah
:
Oh ini ikan ajaib itu, tidak seperti ikan ajaib ya, keliatan seperti ikan biasa saja, hahahahaha

Bawang merah
:
Mau di apakan bu ikan ini?

Ibu b. merah
:
Ibu goreng saja nak, lalu setelah matang ibu kasih ke bawang putih untuk ia makan

Bawang merah
:
Hahahahahaha boleh juga bu, biar tau rasa dia

Digorenglah ikan ajaib itu, setelah sudah matang ikan itu pun disajikan di meja makan, dan disiapkan untuk bawang putih

Bawang putih
:
Assalamu’alaikum, kok rumah sepi, pada kemana ya?, wah ada ikan goreng di meja makan, kebetulan ku lapar, tapi tidak seperti biasanya disajikan seperti ini, biasanya kalau ada makanan di meja makan pasti sudah habis, mungkin saja ini rezeki untuk ku, baiklah akan ku makan (gembira)

Ketika bawang putih sudah habis menyantab ikan ajaib itu, ibu dan saudara tiri nya menghampiri bawang putih

Ibu b. merah
:
Hay bawang putih, sudah habis makananya?

Bawang putih
:
Hhhaaa ibu? (kaget), iya sudah bu, maaf bu saya tadi laper jadi saya makan ikan nya (ketakutan)

Ibu b. merah
:
Ohh tidak apa kok bawang putih, memang di sedia kan untukmu, kami sudah makan kok

Bawang putih
:
Benar begitu bu? Terima kasih banyak ibu, ku sudah tau bahwa ibu sebenarnya baik

Bawang merah
:
Hahahahahaha enak kan ikan nya bawang putih? Pasti enak lah, kan ikan yang kamu makan adalah ikan ajaib yang bisa bicara, hahahaha

Ibu b. merah & bawang merah
:
Hahahahhaahahah (tertawa gembira karena jabakan nya berhasil)

Bawang putih
:
……..( tidak bisa berkata – kata lagi, ia memegang tulang – tulang ikan ajaib dan hanya bisa mengeluarkan air mata), (ibu dan saudara tiri nya meninggalkan begitu saja bawang putih sambil tertawa)

Bawang putih
:
Ya allah, apa yang ku perbuat? Aku melakukan hal yang salah, ku tidak tau balas budi, ikan ini sudah pernah menolongku (sambil menangisi tulang – tulang ikan ajaib itu), sebagai pengganti kesalahan ku kepada kamu ikan ajaib ku akan menguburkan kamu di halaman belakang rumah ku (dikuburlah tulang – tulang ikan itu oleh bawang putih, dan disiram dengan air mata bawang putih, sehabis mengubur tulang – tulang ikan ajaib, lalu bawang putih masuk ke dalam rumah)

Malam hari nya ada cahaya bermunculan dari tulang – tulang ikan ajaib, tidak disangka – sangka tumbuh sepucuk daun, dan rupanya daun itu berlapis emas sehingga warna nya menyilaukan mata, selang beberapa waktu, tulang – tulang ikan ajaib itu sudah menjadi pohon yang tidak begitu besar, bukan hanya daun nya yang berlapis emas, tapi tangkai nya juga berlapis perak. Pagi hari tiba – tiba ada berita atau sayembara dari keluarga kerajaan yang berisi tentang “barang siapa yang dapat menyembuhkan penyakit Ratu, akan di dinikahkan dengan pangeran bila itu perempuan dan akan dijadikan saudara pangeran bila itu laki – laki”, dengan sangat cepat berita ini pun beredar di seluruh penduduk desa.

Suasana di kerajaan….

Raja
:
Wahai dayang titin, tolong panggilkan para prajurit untuk menghadap kepada ku

Dayang 1
:
Baik yang mulia raja (pergi memanggil prajurit)

Dayang 2
:
Yang mulia raja, keadaan Ratu semakin parah (menghampiri raja dan merasa panik) 




Raja



:



Ohh kasian sekali ratu ku (kaget), ratu ku terkena penyakit yang langka, tapi ku yakin ratu ku bisa cepat segera sembuh, wahai dayang cahya totlong damping terus ratu ku, bilang saja semua kepadaku tentang keadaan ratu ku

Dayang 1
:
Ya baik yang mulia raja

Dayang 2
:
Yang mulia raja, hamba persembahkan para prajurit yang mulia raja

Raja
:
Ya terima kasih dayang titin, (dayang titin pun pergi)

Prajurit 1
:
Ada apa yang mulia raja memanggilku? (sambil berlutut di depan raja)

Prajurit 2
:
Kami siap dengan semua perintah yang mulia raja (sambil berlutut di depan raja)

Prajurit 3
:
Walau seberat apapun perintah yang mulia raja kami akan berjuangan sampai tetes darah penghabisan

Raja
:
Kalian memang prajurit yang sangat baik, peran kalian sangat lah penting dalam keluarga kerajaan ini. Apakah kalian sudah menyebarkan sayembara yang sudah saya berikan kepada kalian?

Prajurit (1, 2, 3)
:
Sudah yang mulia raja (serentak)

Raja
:
Apakah ada kendala saat kalian menjalankan tugas dari saya kemarin?

Prajurit (1, 2, 3)
:
Tidak ada yang mulia raja (serentak)

Raja
:
Baiklah, kalian bekerja dengan baik. Oke kembali ke tempat dan jaga kerajaan ini agar tetap aman wahai para prajurit

Prajurit (1, 2, 3)
:
Ya siap yang mulia (serentak dan segera keluar dari ruangan raja)

Pangeran
:
Ayah, sebaiknya nanti di buka saja untuk para penduduk ke kerajaan kita uang ingin meyembuhkan ibu (datang menghampiri raja)




Raja




:



Ya baiklah putra ku, tolong kau suruh dayang maya dan dayang cahya untuk meyeleksi obat2 yang akan diberikan kepada ibu mu, dan kau putra ku juga ikut mengawasi

Pangeran
:
Baik yang mulia raja (segera melaksanakan perintah raja)

Suasana di ruang tengah kerajaan

Pangeran
:
Wahai dayang maya dan dayang cahya saya mendapatkan perintah dari yang mulia raja, bahwa kalian berdua ditugaskan untuk mengawasi para penduduk yang akan memberikan obat kepada sang ratu, kalian berdua akan ku dampingi juga

Dayang (3 & 4)
:
Baik pangeran, kami segera laksanakan (serentak), (mengikuti pangeran pergi ke tempat untuk para penduduk memberikan obat kepada sang ratu)

Para penduduk desa pun memberikan berbagai macam obat kepada sang ratu, tetapi tidak ada satupun obat yang dapat menyembuhkan penyakit sang ratu, semua anggota keluarga kerajaan pun resah dengan hal ini
Suasana di ruang yang mulia raja

Dayang 5
:
Bolehkan kami masuk ke ruangan yang mulia raja?

Raja
:
Yang silakan dayang – dayang ku (semua dayang – dayang masuk ke dalam ruangan raja)

Dayang 6
:
Terima kasih yang mulia raja, yang mulia raja sepertinya sedang bingung?

Raja
:
Ya benar sekali, saya sedang bingung dan gelisah dengan keadaan ratu ku

Dayang 5
:
Yang mulia raja bolehkah kami membantu untuk menyembuhkan penyakit sang ratu?

Dayang 6
:
Ya kami semua berseda untuk membantu kesembuhannya sang ratu yang mulia raja

Dayang 3
:
Ya benar yang mulia raja, tapi kami mohon tolong yang mulia raja jangan bersedih dulu

Dayang 4
:
Yang mulia raja jangan kalah sebelum berperang

Raja
:
Kalian memang dayang – dayang ku yang paling baik, baiklah saya akan menyusun rencana untuk kesembuhan ratu ku, yang pertama dayang titin dan dayang novinda tetap menjaga sang ratu

Dayang (1 & 2)
:
Ya baik yang mulia raja (serentak)

Raja
:
Yang kedua dayang cahya dan dayang maya mencari lagi obat untuk sang ratu di penduduk desa sekitar kerajaan

Dayang (3 & 4)
:
Ya baik yang mulia raja (serentak)

Raja
:
Yang ketiga dayang dewi dan dayang rivi temani saya disini

Dayang (5 & 6)
:
Ya baik yang mulia raja (serentak)

Para dayang pun segera melaksanakan perintah yang mulia raja, lalu masuklah pangeran ke ruangan raja bersama prajurit

Pangeran
:
Ayah izinkan aku dan prajurit mencari obat untuk sang ratu sampai ke pelosok desa yang paling jauh (sambil berlutut)

Raja
:
Baik putra ku, itu sangat membantu dan semoga anak ku dan prajurit ku mendapatkan obat nya agar sang ratu segera cepat sembuh

Prajurit (1, 2, 3)
:
Ya baik yang mulia raja (sambil berlutut)


Pangeran dan para prajurit pun segera pergi mencari obat untuk sang ratu sampai pelosok desa, di sisi lain dayang maya dan dayang cahya tidak mendapatkan obat nya di penduduk desa sekitar kerajaan, padahal sudah di iming – imingi dengan imbalan uang, tapi tetap saja dayang cahya dan maya pulang ke kerajaan dangan tangan hampa, raja semakin panik dan resah mendengar laporan dari dayang cahya dan dayang maya

Dayang 3
:
Maafkan kami yang mulia raja, kami tidak mendapatkan obatnya

Dayang 4
:
Ya kami sudah mencari nya dengan bersungguh -  sungguh yang mulia raja, tolong maafkan kami




Raja



:



Ya tidak apa2 dayang cahya dan dayang maya, kalian sudah sangat niat untuk kesembuhan sang ratu, terima kasih ya

Dayang (3 & 4)
:
Ya sama2 yang mulia raja (serentak)

Dayang 5
:
Jangan resah dan panik dulu yang mulia raja

Dayang 6
:
Benar yang mulia raja, masih ada satu harapan untuk kesembuhan sang ratu

Raja
:
Ya benar dayang – dayang ku, kita berharab kepada pangeran dan para prajurit semoga mendapatkan obat untuk sang ratu

Dayang (3,4,5,6)
:
Amin yang mulia raja (serentak)

Suasana dalam perjalanan pengeran dan para prajurit, tetapi mereka sedang istirahat

Prajurit 1
:
Pangeran kita sudah jauh berkelana, tapi belum mendapatkan hasil sama sekali

Prajurit 2
:
Tapi tinggal satu desa lagi yang belum kita telusuri

Prajurit 3
:
Berarti tinggal satu harapan lagi, ya yaitu desa tersebut

Pengeran
:
Ayo kita lanjutkan perjalanannya, jangan dulu menyerah sebelum berperang para prajurit


Di selah pembicaraan ada 3 orang menghampiri pangeran, dan ternyata itu adalah sahabatnya pangeran

Teman pangeran 1
:
Hay, wahai sahabat ku pangeran, kami turut berduka dengan penyakit sang ratu ya

Pangeran
:
Ya terima kasih teman, oh ya bolehkah aku meminta bantuan kepada kalian?

Teman pangeran 2
:
Oh silakan saja pangeran, kami siap kok membantu kamu apa saja

Teman pangeran 3
:
Ya benar pangeran, kami siap membantu karena pangeran juga sering  kali membantu kami


Pangeran


:

Kalian memang sahabat ku yang baik, ku minta bantuan nya tolong carikan obat untuk sang ratu

Teman pangeran 1
:
Pangeran ku punya informasi penting, di desa seberang sungai ada sebuah rumah, dan di situ ada pohon yang berdaun emas dan bertangkai perak, mungkin bisa menjadi obat sang ratu wahai pangeran

Teman pangeran 2
:
Tapi ada kendalanya pangeran, tidak seorang pun bisa menebang pohon nya, jangan kan menebang memetik daun nya pun tidak ada yang bisa

Teman pangeran 3
:
Tapi mungkun saja pangeran bisa memetik daun nya, karena pangeran adalah calon penerus tahta sang raja, raja lah yang mempunyai negeri ini

Pangeran
:
Baiklah, terima kasih sahabat atas infonya, tolong antarkan saya dann prajurit untuk ke rumah itu

Teman pangeran (1,2,3)
:
Ya baik pangeran (serentak)

Tapi sebelum kerumah itu, pangeran berpaspasan dengan bawang putih yang pulang dari pasar

Bawang putih

Permisi pangeran, saya mohon izin untuk duluan lewat

Pangeran

Maaf gadis manis, aku tidak pernah liat kamu sebelumnya, kamu tinggal di mana? (sambil memandang ke wajah bawang putih dan memegang tangan nya)

Bawang putih

Ah pangeran bisa saja (tersenyum), Nama saya Bawang Putih pangeran, saya berasal dari desa seberang, e… tapi maaf pangeran, saya tidak bisa berlama-lama disini, saya takut dimarahi Ibu saya pangeran, dan maaf tolong lepaskan tangan saya

Pangeran

Oh ya maaf maaf, (sambil melepaskan tangan bawang putih dengan lembut), aku sudah lama ingin mempunyai pasangan hidup (tanpa sadar bicara seperti itu)

Bawang putih

Maksud dari pangeran apa?

Pangeran                                 Maaf2 saya salah bicara

Oh tidak tidak, saya salah bicara (sambil menatap wajah bawang putih)
Bawang putih

Baiklah hamba mohon izin untuk pulang wahai pangeran

Pangeran

Ya silakan nyonya (sambil tersenyum)

Prajurit (kresnadi)

Ehem ehem, ada apa pangeran? Apakah gadis itu menggangu pangeran?

Pangeran

Ya prajurit, dia mengganggu hatiku dan tolong penjarakan gadis itu di dalam penjara hatiku (sambil tersenyum)

Sejenak sahabat dan prajurit pun tertawa mendengarnya, Bawang putih pun meninggalkan pangeran, dan pangeran segera melanjutkan  perjalanannya. Sesudah sampai di depan halaman rumah bawang putih

Prajurit 1

Permisi, tolong beri jalan kepada pangeran untuk menemui pemilik rumah ini

Ibu b.  merah

Ya silakan, perkenalkan saya ibu bawang merah, dan ini anaku ku bawang merah (berjabat tangan dengan pangeran)

Pangeran

Baik salam kenal, tujuan kami di sini ingin mencari pohon emas itu, untuk sebagai obat sang ratu


Ibu b. merah


Silakan saja Wahai pangeran, ada di belakang rumah kami (semua nya pun segera ke belakang rumah)

Pangeran

Wow, ini dia pohon emas itu, sangat indah sekali (terkejut dan terpesona)



Bawang merah



Ya benar sekali pangeran, kami bersedia pangeran mengambil pohon emas itu untuk kesembuhan sang ratu

Pangeran

Memang siapa yang mempunyai pohon emas ini?

Bawang merah & ibu nya

Oh tentu saja kami pangeran (serentak)

Pangeran

Saya mohon izin ya untuk memetik daun nya (tapi tidak kuat dan tidak bisa), prajurit tolong petik satu daun saja (menyuruh)

Prajurit 2

Keras sekali pangeran, ku tak sanggup

Semua orang yang ada di situ sudah mencoba nya, mereka sudah sejuat tenaga, tapi tetap semua nya tidak bisa, bawang merah dan ibunya pun juga tidak bisa, pangeran pun mulai bingung, tiba2 ada sahabat pengeran yang berbicara

Teman pangeran 1

Mungkin yang bisa memetik daun emas ini hanyalah yang menanam pohon ini

Pangeran

Mungkin saja, apakah ada anggota keluarga lagi di rumah ini selain kalian berdua (menoleh kepada bawang putih dan ibunya)

Ibu b. merah

Ya ada pangeran, mohon izin untuk memanggilnya,
bawang putih… bawang putih sini kamu..!

Bawang putih

Ya ada apa Bu? Pangeran? (kaget karena tadi bertemu di jalan)

Pangeran

Oh kamu rupanya, kamu ternyata anggota keluarga ini ya, tolong bantu saya untuk memetik daun emas ini

Bawang putih

Baik pangeran, (bawang putih pun memetik daun emas tersebut, dan dia sangat mudah sekali memetiknya)

Pangeran

Wwaaahhhh? (tercengang)




Bawang putih




Ini pangeran 3 lembar daun emas nya (sambil memberikan kepada pangeran)

Pangeran

Ya terima kasih banyak bawang putih, berarti kamu yang menanam pohon emas ini, oke semua nya terima kasih banyak, kami akan segera kembali ke kerajaan

Pangeran dan jajarannya pun meninggalkan rumah bawang putih dan segera menuju kerajaan

Pangeran

Ayah ku, kami sudah mendapatkan obat yang mujarab untuk sang ratu

Raja

Baguslah putra ku, segera lah berikan ke dayang titin dan dayang novinda supaya di olah menjadi obat

Pangeran

Baik yang mulia raja, (pangeran pun segera menghampiri dayang dayang yang diperintahkan oleh raja)

Pangeran

Dayang titn dan dayang novinda, tolong olah daun emas ini menjadi obat

Dayang (1 & 2)

Baik pangeran

Diramu lah daun emas itu oleh para dayang, setelah beberapa lama, akhirnya daun emas itu menjadi obat, dan semua nya berkumpul di ruangan ratu di rawat

Raja

Wahai ratu ku, tolong minum obat ini

Ratu

Ya raja akan ku minum (bangun dari tempat tidur secara
perlahan – lahan dan meminumnya)

Raja

Gimana ratu ku apakah ada perubahan dengan keadaan mu? (semua yang ada di ruangan itu pun menunggu reaksi obat itu untuk kesembuhan sang ratu)

Ratu

Hhmmmm, aku merasa sangat bugar, tidak ada badan yang sakit lagi, aku juga bersemangat lagi, dan aku sembuh (sangat senang)

Keluarga kerajaan pun bisa tersenyum kembali, karena sang ratu sudah sembuh dari penyakit misteriusnya,sesuai isi sayembara bahwa “bila perempuan yang bisa menyembuhkan sang ratu akan menikah dengan pangeran”, sesudah ratu sembuh pangeran berkunjung seorang diri ke rumah bawang putih dengan maksud untuk mempersunting bawang putih menjadi permaisurinya, kebetulan bawang putih sedang ada di halaman rumah nya

Pangeran

Permisi, sedang apa kamu calon permaisuri ku?

Bawang putih

Sedang duduk saja calon pangeranku (tersenyum)

Pangeran

Menurut isi sayembara itu sudah jelas kan untuk mu bawang putih, apakah kamu siap?

Bawang putih

Aku gak mau pangeran (gugup), gak mau menolak ini semua, dan ku sangat siap menikah denganmu pangeran (menatap wajah pangeran)

Pangeran

Baiklah kalau begitu, mari ikut saya ke kerajaan wahai permaisuri ku, kita akan mengadakan pesta pernikahan
Berbahagialah bawang putih bisa menikah dengan pangeran, melihat status dan harta sepertinya bawang putih mustahil bisa menikah dengan pangeran, tapi itulah yang namanya cinta, cinta tidak mengenal perbedaan, karena menurut cinta perbedaan itu adalah suatu keindahan yang harus dijaga bersama agar terjalin rasa saling melengkapi sepasang kekasih.
demikianlah cerita bawang merah dan bawang putih yang dibawakan oleh kami sebelas XI.IPA 2, terima kasih atas perhatian….
selamat sore